Senin, 14 November 2016

Van den Berg Van Saparoea

Cerita Singkat Sisi Lain Perang Pattimura 1817
Penulis : Adryn Anakotta
Editor : Ferdy Lalala - Novaria Anakotta/Waelauruw

Pengantar

Cerita sejarah Perang Pattimura, tentulah selalu berhubungan dengan tokoh “antagonis” yaitu sang Residen Saparoea, Johanes Rudolph van den Berg atau biasa dikenal dengan nama Residen van den Berg. Kedua tokoh sejarah ini selalu berhubungan dan tak terpisahkan dalam narasi sejarah itu. Sang residen disebut tokoh antagonis, karena selayaknya tokoh antagonis, ia adalah vilaian atau “penjahat” yang pada akhirnya harus dibunuh. Dalam pandangan pemerintah Hindia Belanda (Belanda – red), Pattimura atau Thomas Matulessia/Matulessy juga seorang penjahat yang harus dibunuh. Kedua tokoh ini lahir, dan tumbuh dari 2 dunia yang berbeda tapi hidup mereka berakhir pada sudut yang sama yaitu meninggal pada usia muda. Sang residen meninggal pada usia 28 tahun, sedangkan Thomas Matulessia/Matulessy pada usia 34 tahun. Berbeda dengan biografi Thomas Matulessy yang agak “misterius”, biografi sang Residen sedikit lebih baik karena bisa ditelusuri dan diverifikasi sampai jauh ke belakang. Hal ini disebabkan karena sistim pencatatan dan pendokumentasian yang lebih baik dan terjaga sejak awal. Harus diakui, bahwa biografi sang pahlawan Thomas Matulessy menimbulkan banyak perdebatan. Asal, tempat lahir, tanggal lahir dan seterusnya menimbulkan banyak perdebatan, meski sejarah “resmi” memuat hal itu semua.

Lukisan : Johanes Rudolph van den Berg, Ayah (Kiri)
Jean Lubert van den Berg van Saparoea (Tengah)
Johana Christina Umbgrove, Ibu (Kanan)
Sumber : Familie van den Berg van Saparoea

Singkat kata, Perang Pattimura selain seperti yang telah diketahui bersama, juga memiliki sisi lain. Sisi lain tentang kehidupan manusia yang mungkin saja, tak pernah terpikirkan untuk terlibat dalam pusaran kehidupan penuh tragedi berdarah. Seperti diketahui, dalam peristiwa itu, seorang anak kecil berusia 5 tahun lolos dari maut. Anak ini adalah anak tertua sang Residen itu. Ayah, ibu dan kedua adiknya tewas. Hanya dialah yang lolos. Mungkin takdir hidupnya, agar ia tetap hidup. Mungkin juga sebuah keberuntungan semata. Tapi yang pasti, dia akhirnya hidup sampai tua, berkeluarga dan seluruh keturunannya kini akan selalu memiliki kaitan dengan masa lalunya yang pahit itu, memiliki kenangan dengan sebuah tempat yang jauh dari tempat kelahirannya, sebuah tempat yang pada akhirnya akan “menempel” pada jalan hidupnya. Ya dialah Johanes (Jean) Lubert van den Berg van Saparoea, anak kecil yang lolos dari maut itu.
Artikel singkat ini, hanya menyajikan atau memaparkan keluarga besarnya yang berhubungan dengan Saparoea. Pastilah dalam pemaparan itu, akan selalu bersinggungan dengan narasi tentang Perang Pattimura, namun narasi itu bukanlah fokus dari artikel ini. Narasi itu hanyalah sebagai “latar awal” dari biografi keluarga besarnya. Pada artikel ini juga, diurai jejaring keluarga besar mereka yang berpengaruh, dalam konteks kedudukan, jabatan maupun besarnya keturunan mereka yang saling terikat, terhubung karena suatu pernikahan. Pernikahan “model begini” merupakan hal umum yang terjadi di saat itu yang bisa ditelusuri hingga jauh kebelakang, dan peranan para perempuan sangat signifikan dalam “kasus” ini. Untuk memahami hal itu lebih mendalam, ada baiknya dipersilahkan untuk membaca kajian Jean German Taylor, The Social world of Batavia.1

Selain itu, seperti yang ditulis di atas, “biografi” keluarga besar mereka bisa “ditarik” sampai jauh kebelakang. Dari penelusuran penulis, diketahui bahwa keluarga besar mereka bisa dilacak hingga tahun 1500an, atau paruh kedua abad ke-16.