Penulis : Aldrijn Anakotta
Kenangan Masa
Kecil
Bebatuan
melingkar itu terasa aneh, misterius dan selalu sunyi, namun seperti yang
sering terjadi, jika sebuah bangunan bertumbuh, bersahabat dengan hidup
manusia, maka itu dianggap biasa. Tak ada yang spesial di situ. Begitu juga yang
terjadi pada bebatuan melingkar itu. Bebatuan yang seperti
ditumpuk di atas
batu karang itu, layaknya mercusuar yang menjaga “mulut” perairan teluk saparua.
Memelototi pulau
nusalaut yang mengambang
di atas
lautan di depan
matanya. Menatap pada kesunyian deburan ombak, belitan gelombang, hilir
mudiknya para nelayan bertaruh nyawa mencari sesuap nasi dan kehidupan
sederhana yang terus berjalan mengalahkan zaman. Ya, batu-batu yang
melingkar di atas
karang itu, yang kita kenal sebagai benteng Duurstede!!! Sebuah benteng
peninggalan bangsa belanda di jantung uliaser, di negeri saparua (Pisarana
Hatusiri Amalatu). Seperti
sebuah misteri pada masa kanak-kanak, tempat itu hanya cukup dikenal sebagai
benteng duurstede, tempat bermain, tempat menonton pertandingan sepak bola,
tempat duduk berleha-leha karena angin pantai yang bertiup mengusap rambut dan
pipi. Di masa
kanak-kanak yang teringat, saat ada pertandingan sepak bola, tempat itu
dijadikan “tribun VIP” karena tinggi dibandingkan nonton di pinggiran lapangan.
Atau bisa juga tempat itu dijadikan sebagai “solusi terakhir” saat anak-anak
tak punya uang membeli tiket masuk untuk menyaksikan pertandingan bola. Jika
itu yang terjadi, anak-anak akan berjalan menyusuri tepian pantai, bersembunyi
dari tatapan mata para “intel” penjual tiket, memanjat tebing-tebing batu di kaki benteng dengan
nafas satu dua, memanjat dinding yang tebal itu, dengan berbekal potongan kayu yang bersandar, dan
akhirnya “free… merdeka” duduk nangkring di “pundak batu” selayaknya para
“hooligans” para ultras, penggemar fanatik sepakbola sambil berteriak-teriak. Ada
juga tempat lain, di masa
kanak-kanak yang dikenal sebagai lubang tikus. Terowongan berbentuk setengah
lingkaran yang sempit, dan dipergunakan anak-anak untuk masuk kedalam benteng. Hal
itu dilakukan jika anak-anak tak mampu atau tak mau susah-susah memanjat
dinding benteng. Lubang terowongan itu kira-kira panjangnya 6 meter dari luar
hingga menembus perut benteng. Dan akhirnya tiba di dalam sebagai “the winner” dalam petualangan
menaklukan rasa takut untuk tujuan final yaitu menonton sepak bola. Atau tempat
itu akan ramai saat peringatan Pattimura Day, setiap tanggal 14 Mei, meski
tetap saja “tersingkir” karena TKP-nya lebih banyak berpusat di hutan saniri,
lapangan pattimura atau baileu negeri saparua.