Kamis, 30 Juli 2015

Benteng Duurstede




Di altar duurstede puisi dan darah jadi sungai

Sengaja dilupakan tuan-tuan berdasi

Karena duurstede cuma akuarium tanpa ikan

Duurstede seperti pusara sunyi

Batu melingkar yang gagu tak berjantung

Duurstede cuma batu di atas batu

Dia telah jadi fosil sejarah

Semoga seseorang  berdiri di atasnya

Meneriakkan satu kapata

Lalu kenangan mengalir lagi

Sehingga duurstede tidak jadi mayat

Seribu orang datang memberi seribu nyawa

Supaya duurstede jadi kisah kemenangan

Bukan kekalahan


( Oleh ; Aldrijn Anakotta  &  Rudi Fofid )

Senin, 13 Juli 2015

Souhuku, Maluku, Indonesia


Tanjung Pulapa
( Negeri para leluhur kami )



Jantungku bernafas dan air mata menjadi kaca
Saat kaki anak cucumu membelai pasir kerikil di pantai milikmu
Di sini aku berdiri, diam, dan memandang lautan luas
 Mencium bibir pantai pulau Sampano Roea
Pikiranku merenung sejarah kalian, sejarah 579 lalu
Empat kapitan itu berdiri di sini mengangkat hati dan membuat perjanjian
Mencari dunia baru untuk kami anak cucu Pisarana Hatusiri Amalatu 
Di sini aku berdiri, diam, untuk memahami jejak kaki kalian
Jejak kaki terakhir di bumi Lilipori Kalapessy
Di sini aku berdiri, diam, dan menciptakan janji
Tak akan melupakan kalian yang membuat kami ada
Membuat kami bangga hingga kini


Horomate
Aldrijn Anakotta