Minggu, 28 Juni 2015

Sisa-Sisa Kolonialisme di Jantung Uliaser


Memoar 1817 At Benteng Duurstede Saparoea

Photo by : Save Maluku
Photo by : Save Maluku
Photo by : Save Maluku
Meriam-meriam ini pernah memuntahkan peluru api
Menembaki para kapitang dan rakyat uliaser
Tak sedikitpun nyali ciut
Berteriak Lawamena Haulala
Maju terus pantang mundur
Tekad sudah bulat menaklukkan Duurstede
Dan dunia pun harus mencatat dalam lembaran sejarah
Kolonialisme mati di ujung Parang dan Salawaku


Saparua, Maluku, Indonesia
28 Juni 2015
 

Senin, 01 Juni 2015

Sebuah Dialektika dan Refleksi Anak Cucu (Intepretasi Pribadi)



SEJARAH KEDATANGAN 4 KAPITAN BESAR NEGERI PISARANA HATUSIRI AMALATU
( Penulis : Aldrijn Anakotta )


PENGANTAR
Rute Perjalanan 4 Kapitan Besar
Sejarah adalah rekonstruksi pikiran atas catatan-catatan masa lalu. Obyektivitas sejarah kerap menjadi polemik dari pihak-pihak yang berkepentingan atas konstruksi tersebut. Sebab itu, sejarah punya banyak versi. Versi satu dengan versi lain saling berseteru menganggap dirinya yang paling obyektif dan terbenar. Masing-masing versi punya data dan fakta-fakta yang sama-sama meyakinkan.1) Demikianlah kalimat pembuka seorang peresensi saat meresensi sebuah buku berjudul Destiny Disrupted: A History of the World through Islamic Eyes yang dikarang oleh Tamim Ansary dan terbit di Amerika pada tahun 2009. Buku ini telah dialih bahasakan kedalam bahasa Indonesia dengan Judul Dari Puncak Baghdad: Sejarah Dunia Versi Islam, (Jakarta : Penerbit Zaman, 2010).