Kamis, 30 Januari 2014

Ada Katong Pung Carita Tempoe Doeloe

LEGENDA MATA AIR PERKARA

Dikisahkan kembali oleh,
Anak cucu Leparissa Manupalo

Pengantar
Ini adalah sebuah legenda dari Negeri “Pisarana Hatusiri Amalatu” tentang asal mula sebuah nama tempat. Kita pasti mengenal legenda terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Danau Toba dan banyak legenda lainnya. Negeri Saparua juga memiliki sejarah yang biasanya dikategorikan sebagai legenda. Bisa disebut legenda karena sejarah yang diceritakan melalui lisan atau dibicarakan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu disebut legenda karena sejarah itu tidak didokumentasikan dalam tulisan sebagai arsip. Karena itu hanya berupa cerita yang disampaikan secara turun-temurun ke generasi berikutnya, dibumbui banyak mitos dan khayalan jika dipandang dari perspektif sejarah modern.

Selasa, 21 Januari 2014

Sebuah Intuisi


KAPATA ANAK NEGERI

Katong Putus Pusa (kita terlahir) dari rahim sejarah, tumbuh dewasa bersama sejarah dan pada akhirnya kita sebagai Anak Negeri berusaha untuk mencari jati diri, mencari tahu akar sejarah yang kita punya. Leluhur terdahulu selalu bertutur lewat  kapata/syair nyanyian, tentang sejarah negeri dan kehebatan para Kapitan. Walaupun seadanya dan tidak terdokumentasi sebagai arsip sejarah, karena jaman yang tentunya sangat berbeda bak langit dan bumi.

Saat ini kita begitu dimanjakan dengan kecanggihan teknologi yang ada, sekali menyentuhkan jari atau bahasa media menyebutnya dengan “KLIK” maka informasi apapun akan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Fenomena para “Blogger” yang bertutur lewat “Media Sosial”  hanya untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan para tetua terdahulu dalam menuturkan sejarah, adat-istiadat dan tradisi negeri, tetapi dengan cara masa kini dan dalam lingkup yang berbeda, yaitu Media Sosial yang sangat luas dan terintegrasi satu sama lain.

Para “Blogger” ini menunjukkan eksistensinya hanya untuk memperkenalkannya kembali kepada generasi masa kini yang boleh dikatakan terkontaminasi perkembangan jaman, sehingga hal seperti ini tidaklah begitu menarik untuk mereka ketahui. Dari jaman ke jaman, generasi ke generasi semuanya perlahan mulai memudar dan akhirnya hilang termakan jaman. Saya sebut  mereka para “Blogger” sebagai penjaga gerbang sejarah!


SCRIPTA MANENT VERBA VOLANT
(Yang Tertulis Akan Abadi, Yang Terucap Akan Terbang Bersama Angin)

Jumat, 17 Januari 2014

Jang Lupa Bayar Harta Kio


PROSESI BAYAR HARTA NEGERI

Dikisahkan kembali,
Oleh : Aldrijn Anakotta

Pendahuluan
Prosesi bayar harta negeri banyak dijumpai pada masyarakat adat di Maluku, khususnya di jajaran Pulau Ambon dan Lease. Bayar harta negeri merupakan sebuah kewajiban yang harus dipenuhi/dilaksanakan oleh keluarga mempelai laki-laki yang mengawini wanita yang merupakan anak adat dari negeri adat tersebut. Selain bayar harta keluarga, ada pula bayar harta negeri. Negeri Saparua (Pisarana Hatusiri Amalatu) sebagai salah satu negeri adat juga memiliki prosesi dimaksud. Prosesi ini dilaksanakan jika mempelai laki-laki dari negeri lain/kaum pendatang yang menikahi wanita/perempuan dari Negeri Saparua, khususnya wanita/perempuan dari 4 soa. Hal ini tidak berlaku bagi orang lain/kaum pendatang. Soa yang di maksud adalah Soa Anakotta, Soa Titaley, Soa Ririnama, dan Soa Simatauw.
Dulunya prosesi ini merupakan sebuah kewajiban, namun seiring waktu, hal ini bukan lagi sebuah kewajiban, mulai hilang dan tak lagi memiliki makna ritual. Hal ini mungkin disebabkan karena majunya perkembangan jaman, anggapan bahwa ini semacam penyembahan berhala serta ketidak percayaan terhadap “Bala/Malapetaka” jika prosesi ini tidak dilakukan. Dewasa ini, hal ini bisa dilakukan, karena masih adanya kepedulian dari orang tua/keluarga mempelai wanita, serta terkadang ketika terjadi berbagai masalah dalam rumah tangga, baru terbersit bahwa ada kewajiban yang belum dilaksanakan.

Senin, 13 Januari 2014

Nyanyian Kemenangan

KAPATA SIWALIMA

KAPATA  dengan kata lain adalah “Nyanyian”, berisikan syair tuturan yang penuh makna. Diiringi oleh suara Tifa dan Kuli Bia (Tahuri), kapata dinyanyikan/dituturkan secara berulang-ulang oleh Mauweng (Penghulu Adat) sambil menarikan Tarian Maku-Maku. Tarian ini dipimpin oleh para Kapitan kemudian diikuti sambil berpegangan tangan/bakukele oleh Raja, Malessy, Anak-anak Soa dan masyarakat negeri sehingga membentuk barisan panjang atau lingkaran. Tarian Maku-Maku adalah tarian penyemangat perang dan sukacita kemenangan, juga sebagai simbol  yang  menunjukkan rasa ungkapan syukur kepada  UPU AMAN LANITE  (Tuhan pencipta langit dan bumi) atas terjadinya sebuah peristiwa adat yang baik seperti “Angka Raja/Pelantikan Raja, Panas Pela Gandong dan lain-lain.

Kamis, 09 Januari 2014

Save Our Tradisi Negeri_Tutu Baileu Pisarana



Defenisi Baileu
Baileu adalah rumah adat negeri Maluku atau mungkin lebih dikenal dengan sebutan Balai Desa dalam perspektif keindonesiaan. Bangunan yang berukuran besar, tidak berdinding, tampak  menonjol  dan berbeda dari bangunan kebanyakan setelah Gereja dan Mesjid  tentunya, sekaligus menjadi ciri khas negeri tersebut. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya upacara adat atau tempat pertemuan masyarakat adat untuk membicarakan berbagai hal menyangkut permasalahan adat di negeri tersebut. Negeri Saparua sebagai salah satu negeri adat di Maluku tentunya juga memiliki Baileu.

Lokasi, Bentuk dan Pemaparan singkat
Sebagai bagian  dari  Persekutuan PatasiwaBaileu Negeri Saparua berbentuk menggantung dengan menggunakan  penyangga yang memisahkan lantai dasar Baileu dengan tanah/bumi. Berbeda dengan negeri-negeri adat yang tergabung dalam Persekutuan Patalima, dimana Baileu-nya tidak memakai penyangga sehingga lantai Baileu langsung dibangun di atas tanah sebagai lantainya, seperti halnya bentuk Baileu Negeri Tiouw tetangga Negeri Saparua. Baileu Negeri Saparua terletak di Negeri Saparua dan berlokasi di halaman SD Negeri 1 Saparua. 
Dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Raja Melyanus Titaley sekitar tahun 1514. Letak koordinat geografisnya (UTM) adalah koordinat x yaitu 0461965 dan koordinat y adalah 9605159. Selain menggantung, Baileu juga berbentuk persegi panjang berlantai papan kayu dengan 18 tiang penyangga atap, atapnya berbentuk pelana kuda dan penutupnya menggunakan atap yang terbuat dari daun rumbia (daun sagu). Dari 16 tiang penyangga atap tersebut terdapat 4 tiang utama yang terletak pada pintu masuk dan pintu keluar Baileu. 4 tiang utama tersebut adalah lambang/milik dari 4 soa/fam yang merupakan orang negeri asli Pisarana Hatusiri Amalatu.